Hotel di China – Bayangkan Anda baru saja tiba di China setelah penerbangan panjang, membawa koper dan rencana liburan yang sudah di susun rapi. Tapi saat tiba di hotel, resepsionis menatap Anda datar dan berkata: “Kami tidak menerima tamu asing.” Bukan karena kamar penuh. Bukan karena Anda datang tanpa reservasi. Tapi karena paspor Anda bukan dari bonus new member 100 Tiongkok. Ini bukan adegan fiksi. Ini kenyataan yang di alami sejumlah turis asing dalam beberapa bulan terakhir.
Fenomena penolakan terhadap turis asing ini tak hanya terjadi di kota kecil atau wilayah terpencil. Bahkan di kota-kota besar seperti Guangzhou, Beijing, dan Shanghai, laporan serupa mulai bermunculan. Tentu saja, ini menimbulkan pertanyaan besar: apa sebenarnya yang sedang terjadi di balik sikap eksklusif ini?
Alasan Tersembunyi di Hotel di China Tak Menerima Turis Asing
Meski pemerintah China secara resmi tidak pernah merilis kebijakan pelarangan turis asing menginap di hotel, beberapa hotel menggunakan alasan administratif dan birokrasi untuk menghindari slot depo 10k tamu asing. Salah satu alasan paling sering terdengar adalah: “Kami tidak punya izin menerima warga negara asing.”
Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di hoteltimes.org
Ini terdengar janggal, apalagi mengingat status China sebagai salah satu destinasi wisata utama dunia. Tapi di balik alasan administratif ini, tersimpan realita yang lebih rumit. Beberapa hotel, terutama yang berbiaya rendah atau berlokasi di wilayah suburban, tidak ingin repot dengan kewajiban mencatat data paspor, laporan ke polisi setempat, atau memenuhi standar keamanan tambahan yang di wajibkan saat menerima tamu asing.
Ketakutan Berlebih dan Pengawasan Ketat
Sejak pandemi COVID-19, China menjadi negara dengan sistem pengawasan paling ketat terhadap mobilitas warga, termasuk turis asing. Warga asing sering kali di curigai sebagai potensi penyebar virus atau bahkan ancaman keamanan. Sentimen ini masih membekas, bahkan setelah perbatasan di buka kembali.
Banyak hotel enggan terlibat dengan tamu asing karena khawatir akan di periksa aparat atau harus berurusan dengan regulasi yang lebih ketat. Beberapa manajemen hotel menyatakan secara terang-terangan bahwa menerima tamu asing berarti membuka pintu untuk masalah. Alih-alih menambah keuntungan, mereka lebih memilih “main aman” dengan menolak.
Diskriminasi atau Kebijakan Terselubung?
Pertanyaannya kini mengarah pada inti masalah: apakah ini bentuk diskriminasi? Jawabannya, meski tak di nyatakan secara resmi, tampaknya ya. Penolakan sistemik terhadap warga negara asing, yang tidak di sertai penjelasan yang transparan, mengarah pada praktik eksklusif dan diskriminatif.
Bahkan beberapa aplikasi pemesanan hotel populer di China menampilkan catatan khusus seperti “tidak menerima paspor asing” atau “hanya untuk warga lokal.” Ini jelas bukan persoalan teknis semata. Ada unsur pembatasan dan pengecualian yang tidak bisa diabaikan.
Dampak Terhadap Citra Pariwisata China
China selama bertahun-tahun berupaya membangun citra sebagai negara modern, terbuka, dan ramah terhadap wisatawan global. Tapi kasus-kasus seperti ini justru mencoreng wajah pariwisata mereka sendiri. Turis asing yang kecewa bukan hanya akan membatalkan liburan mereka, tetapi juga menyebarkan pengalaman buruk tersebut ke dunia luar.
Di era digital, satu ulasan buruk bisa menjalar cepat di media sosial, memperburuk persepsi internasional terhadap suatu destinasi. Apalagi jika kejadian ini di anggap sistematis dan bukan kasus tunggal. Satu demi satu, cerita penolakan ini menciptakan gambaran bahwa China bukan tempat yang ramah untuk pelancong asing.
Realita di Lapangan: Bukti yang Tak Terbantahkan
Banyak netizen asing mulai membagikan pengalaman mereka di platform seperti Reddit, Twitter, hingga YouTube. Video dan cerita-cerita tentang di tolaknya tamu asing di hotel-hotel tertentu memperkuat fakta bahwa masalah ini nyata.
Beberapa bahkan melaporkan telah memesan dan membayar di muka melalui platform internasional, hanya untuk ditolak secara langsung saat tiba di lokasi. Refund pun tidak mudah, dan tidak ada solusi jelas dari pihak hotel maupun aplikasi pemesanan. Ini bukan hanya merugikan secara materi, tapi juga memberikan kesan buruk yang sulit dilupakan.
Konsekuensi Global dan Pertanyaan yang Belum Terjawab
Ketika dunia bergerak menuju keterbukaan pasca-pandemi, China justru menunjukkan sinyal sebaliknya dalam praktik-praktik seperti ini. Dunia bertanya-tanya, apakah ini bagian dari strategi proteksionis baru? Atau sekadar kekhawatiran berlebih yang belum bisa di lepaskan?
Yang jelas, selama hotel-hotel di China masih menolak turis asing secara sepihak dan tanpa penjelasan yang transparan, maka kepercayaan wisatawan internasional akan terus menurun. Sikap ini bukan hanya menyinggung individu, tetapi mengganggu hubungan diplomatik dan pariwisata lintas negara.